ISLAM SASAK: WETU TELU VERSUS WAKTU LIMA
Abstract
Abstrak
Islam masuk ke pulau Lombok pada abad ke-16 sekitar tahun 1545. Islamdisebarluaskan melalui sebuah ekspedisi dari Jawa yang dibawa oleh Sunan Prapen putra dari Sunan Giri, beliau merupakan salah satu Wali Songo yang terkenal. Menurut beberapa ahli sejarah, sebelum Islam masuk kepulau ini, penduduk asli Sasak mempunyai agama tradisional yaitu Boda sebuah sebutan bagi penduduk asli Lombok. Islam -sejak awal kemunculanya dan akan berlanjut hingga akhir zaman, telah menghadapi beberapa perbedaan nilai yang contradiktive dengan tradisi lokal dan budaya. Hal tersebut menyebabkan sebuah proses dialektika dan menghasilkan warna lokal Islam yang disebut Islam Wetu Telu di Bayan, Lombok Barat. Tulisan ini membahas tentang dasar sejarah yang mempertunjukan identitas agama masyarakat Sasak. Sejarah singkat identitas agama masyarakat Sasak terhadap agama Wetu Telu merupakan kolaborasi dari sebuah tradisi, budaya, dan nilai agama dari para pendatang yang merupakan penduduk asli di masa lalu. Sudut pandang lain menyatakan bahwa agama Wetu Telu merupakan sebuah ketidak lengkapan proses Islamisasi terhadap agama Waktu Lima yang belakangan ini dipertimbangkan sebagai Islam yang suci dan benar oleh sebagian besar Muslim di Lombok.
References
Alfons van der Kraan, Lombok, Conquest and Underdevelopment 1870-1940, Terj. M. Donyy Supanra (Lombok; Takluk, Terjajah dan Terbelakang 1870-1940), (Jakarta: Perkumpulan Sahabat Indonesia, 2009.)
Ariadi, Lalu Muhammad. Sasak: Sebuah Potret Dialektika Haji dengan Kebudayaan Lokal. Jakarta: Impressa, 2012.
Azhar, Lalu Muhammad. Sejarah Daerah Lombok: Arya Banjar Getas. Mataram: Yaspen Pariwisata Pejanggiq, 1997. Badan Pusat Statistik Prop. NTB. NTB Dalam Angka 2005. Mataram: UD.
Bustanudin Agus. Agama dalam Kehidupan Manusia, Pengantar Antropologi Agama. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007).
Erni Budiwanti. Islam Sasak: Wetu Telu versus Waktu Lima. (Yogyakarta: LKiS, 2000).
Fajar Indah, Buku Petunjuk Musem Nusa Tenggara Barat. Mataram: Museum NTB, 1991/1992)
http://as-salafiyyah.blogspot.com/2012/05/islam-wetu-telu-di-bayan-lombok.html. Diakses pada 4 Nopember 2023
https://media.neliti.com/media/publications/41814-ID-islam-wetu-telu-dialektika-hukum-islam- dengan-tradisi-lokal.pdf diakses pada tanggal 3 November 2023.
Idrus Abdullah, Penyelesaian Sengketa Melalui Mekanisme Pranata Lokal di Kabupaten Lombok Barat, (Disertasi tidak dipublikasikan) Fakultas Hukum Program Pasca Sarjana UI 2000.
Jhon Ryan Bartholomew. Alif Lam Kearifan Masyarakat Sasak, (Yogyakarta: Tiawara Wacana, 2001)
Lalu Lukman, Pulau Lombok dalam Sejarah, cet. 4, 2007.
Radjimo Sastro Wijono, Rumah Adat dan Minoritasisasi; Masyarakat Buda di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, dalam Hikmat Budiman (Edit.), Hak Minoritas Ethnos, Demos, dan Batas-Batas Multikulturalisme, (Jakarta; The Interseksi Foundation, 2009)
Rasmianto, Interrelasi Kiai, Penghulu dan Pemangku Adat dalam Tradisi Islam Wetu Telu di Lombok. Jurnal el-Harakah, Vol. 11, No. 2, (Malang: UIN Malang, 2009).
Sayyed Husein Nasr, Islam, Agama, Sejarah, dan Peradaban, (Surabaya: Risalah :20202)